Selasa, 29 September 2015

Tak mampu untuk berkata



"Happy anniversary honey.. gak kerasa ya kita udah pacaran 4 tahun, semoga kita langgeng terus ya han, sampai impian kita terwujud"
"Happy anniversary jg sayangku. Amiin..tetap jadi wanitanya aku ya.
"Hehehe... ayo bangun dong sayang, mandi cepet katanya kita mau jalan-jalan"
"Kamu dateng pagi banget sih, masih jam berapa ini?"
"Masih jam 7. Kan aku mau kasih kamu surprise han, nih aku bawain sarapan makanan kesukaan kamu tanpa bawang goreng. Sama ini satu lagi (sambil menyodorkan ke arah tedi)"
"Album foto?"
"Ya ini foto kita dari pertama kita kenal sampe sekarang di 4 tahunnya kita, ini aku kosongin buat pasang foto kita kedepannya. Aku gak mau melewatkan moment-moment indah sama kamu"
"Kamu ini yaa"
"Hehehehe... mandi sana"

Diperjalanan aku dan tedi mendengarkan lagu kesukaan kami like im gonna lose younya megan trainor. sesekali kami bernyanyi bersama diikuti dengan tawa bahagia kami yang sedang merayakan hari jadi ke 4 tahun.

"Han, kita mau kemana sih? "
"mmmm... ada aja. Yang pasti gak akan pernah kamu lupain seumur hidup kamu."

Sampai di tempat tujuan tedi membukakan pintu untukku. Didepan mobil tedi memintaku untuk menutup mata, dia menuntunku sampai berhenti disuatu tempat yang aku pun gak tau dimana aku berada. Saat tedi memintaku untuk membuka mata. Aku cuma bisa terpana dengan apa yang aku lihat sekarang di depan mataku terlihat sebuah Danau yang sangat indah dengan bunga-bunga cantik di sekelilingnya, suara angin dari sela-sela pohon terdengar jelas ditelingaku. Danau yang baru pertama aku lihat membuat aku takjub dengan semua pemandangan yang ada disini. Buatku pemandangan alam suatu tempat yang sangat romantis mengingat aku dan tedi sama-sama senang dengan alam. 

Disana  Tedi memintaku untuk tetap berdiri disudut danau itu,  buatku ini sangat indah, sampai sesuatu yang gak pernah terfikir olehku.  ditengah danau datang segerombolan perahu bebek yang awalnya aku berfikir biasa saja mungkin ada pengunjung lain yang sedang menaiki perahu itu. tapi setelah perahu itu bergerak mendekat ke arahku aku cuma bisa terkaget- kaget dengan tulisan yang ada di samping perahu itu. "I LOVE YOU ECHA". Aku cuma bisa diam, kaget dan aku gak bisa berkata apa-apa lagi setelah tedi menghampiriku dan memberikan satu ikat bunga dan sebuah boneka bear yang sangat besar.

"Happy anniversary sayang. Maaf kalau kejutannya jelek, aku bingung mau kasih kejutan apa buat kamu" sambil garuk-garuk kepala
Aku masih terkejut dengan pemandangan didanau ini sampai aku gak mendengar ucapan tedi
"Kamu siapin ini semua?
"Aku lakuin ini cuma ingin kamu jadi wanita terbahagia, aku ingin kamu selalu tersenyum, aku ingin selalu liat lesung pipit km. Sambil mencubit pipiku"
"Makasih ya haney, aku udah jadi wanita yang sangat sangat bahagia ko apalagi kamu selalu ada buat aku, selalu bikin kejutan-kejutan yang bikin aku ternganga terus" 

Kebahagiaan itu buatku gak perlu dicari karena kebahagiaan bisa kita ciptakan. Setelah kami menikmati pemandangan di danau, tedi mengantarkanku pulang untuk bersiap-siap diner bareng dia. Pukul 19.00 tedi sudah menungguku di ruang tamu sambil mengobrol dengan ayah.

Ayah: echaaa... tedi udh nunggu nih.
Echa : ya ayah, ini mau turun ko.

Sampai di ruang tamu aku melihat tedi yang gak biasanya, aku cuma  terpana  melihat pakaian yang dia pakai sekarang. Kemeja putih dengan jas modernnya, celana jeans yang biasa dia pakai sekarang berganti dengan celana bahan hitam dan sepatu casual yang biasa dia pakai. dia terlihat ganteng banget malam ini.

" Han.. yuk berangkat"
"Om saya pinjem anaknya dulu ya" pamit ke ayah sambil menarik tanganku

Selama di perjalanan kami hanya terdiam, aku yang sedari tadi masih membayangkan seandainya aku dan tedi akan terus bersama dan menikah dikemudian hari pasti aku akan sangat beruntung. Lelaki yang baik, ganteng, romantis. Aaaah.. aku ingin selalu bersamanya. Lamunanku terhenti saat tedi berbisik ditelingaku.

"Ngelamunin aku yaa"
"Iiiiiih kamu ngagetin aku aja, geer banget sih ngelamunin kamu"
"Dari tadi kamu senyum-senyum sendiri sesekali ngelihatin aku, sampe gak tau kan kalo udah sampai"

Kalau dibilang malu sih malu banget yaa ketawan ngelamunin pacar kesayangan aku yang gantengnya maximal malam ini sampai gak sadar kalau udah sampai. Tedi membukakan aku pintu mobil dan merangkulku sampai masuk ke sebuah cafe yang cukup mewah. Kami diarahkan masuk ke sebuah meja yang sudah di hias dengan bunga lily, tedi gak pernah lupa untuk memberiku dan membawakan bunga lily, saat aku berulang tahun, saat perayaan anniversary kita atau bahkan saat aku ngambek bunga lily yang dijadikam sogokan agar aku bisa tersenyum. Kami melewati diner dengan diiringi lagu-lagu romantis yang dibawakan oleh penyanyi cafe saat itu.

"Han, terima kasih ya buat 4 tahun yang udah kita lewatin bersama, semoga hubungan kita akan terus seperti ini ya kedepannya. Aku punya satu hadiah lagi buat kamu" sambil memberikan kotak yang dibungkus rapi.
"Apa ini? Aku buka ya?"  "Kotak musik? Sayang, ini bagus banget, makasih banget ya sayang. Aku juga berharap hubungan kita bisa terus seperti ini"

Kami melanjutkan makan kami, setelah diner kami selesai tedi mengantarkanku pulang. Sesampainya dikamar ada telephone masuk ke handponeku.

"Apa benar ini dengan echa?" Suara cewek terdengar ...........
"Iya saya echa, ini dengan siapa ya"
"Salam kenal ya aku Ria, oiya Happy anniversary ya echa. Kamu 4 tahunan kan sama tedi hari ini. Tapi maaf echa aku harus bilang ini semua aku gak mau kamu tau terlalu lama. Aku hamil sama tedi"
"Apa? Hamil?"
"Kamu inget tedi pernah pamit buat pergi berlibur ke bangkok? Aku.." sebelum selesai cewek itu bicara aku menutup telfonnya
Jahat banget tedi sama aku, terus buat apa kejutan-kejutan hari ini semuanya bulshit. Aku mengambil handpone dan menelfon tedi
"Siapa ria? Ada hubungan apa kamu dengan ria?"
"Kenapa sayang? Ria? Kamu tau ria dari mana?"
"Gak usah basa basi kamu. Apa yang kamu lakuin sama ria sampe dia hamil? Aku benci ya sama kamu, aku kira kamu itu cowok yang bener-bener tulus sayang sama aku ternyata kamu sama aja. Mulai saat ini kita putus"

Aku bener-bener marah saat itu, aku gak tau harus berbuat seperti apa aku cuma bisa nangis dan memukuli boneka pemberian tedi.
Kamu jahat banget sama aku, aku gak nyangka kamu setega ini sama aku, aku benci kamu..
Tedi berusaha menelfonku berkali-kali tapi gak aku angkat, keesokan harinya aku melihat mobil tedi sudah terparkir didepan rumahku. Sakit hatiku masih belum bisa untuk memaafkannya. Dari luar ibu mengetuk pintu kamarku.

"Echa, buka kamarnya yaa.. ada tedi diluar"
"Aku gak mau ketemu dia bu, suruh dia pulang. Aku benci dia"
"Gak boleh gitu, kamu kan belum dengar penjelasan tedi seperti apa, buka pintunya ya bicarakan baik-baik."
Dengan bujukan ibu akhirnya aku mau untuk keluar kamar dan menemui dia yang sedang menunggu di halaman belakang.
"Echa maafin aku, aku gak bermaksud melakukan itu, saat itu semua mabuk, aku gak sadar apa yang aku lakuin malam itu. Tapi aku gak pernah niat buat ngelakuin itu aku gak sadar ca. Maafin aku"
"Jadi omongan ria itu benar?"
Tedi hanya menunduk dan terdiam
"JAWAB!!" Suaraku semakin tidak terkontrol
"Aku gak tau ca, aku minta maaf"
"lebih baik kamu pergi dan gak usah temuin aku lagi, nikahin dia yang sedang mengandung anak kamu, jangan jadi laki-laki pengecut" pergi meninggalkan tedi yang masih tertunduk dan diam

Didalam kamar aku cuma bisa menangis melihat orang yang aku sayangi termyata tega menyakitiku. Tedi cowok yang selama ini aku banggain ke semua orang karna buat aku dia cowok yang paling gak bisa bikin aku nangis sekarang dia buat aku sangat kecewa dan bikin aku sakit hati. Setelah kejadian itu tedi selalu menelfonku, dikampus dia berusaha menemui ku, menungguku didepan kelas sampai mengikutiku ke rumah. Kekecewaanku yang membuat aku gak berani buat bertemu dengannya. 

1 minggu berlalu hari ini aku tidak melihat tedi berada didepan rumahku untuk berteriak meminta maaf kepadaku. Saat aku sedang memandang ke arah jendela, terdengar suara ketukan pintu

"Ca, ada paket nih, mbak taruh di meja makan ya" suara mbak ku yang baru tiba tadi malam dari kalimantan
Aku berjalan keluar kamar dan menuju paket itu disimpan. 
"Dari siapa?" Kok gak ada pengirimnya. Aku duduk di kursi taman belakang rumahku sambil membuka paket yang dibungkus kertas kado berwarna putih. Saat ku buka didalamnya terdapat surat, bunga lily dan kartu undangan. Kartu undangan? Bunga lily? Aku sangat yakin sekali ini paket dari tedi, tapi kartu undangan ini? Saat ku pegang undangan itu tertulis turut mengundang Maresha Sawitri dari pernikahan Tedi Gunardi dengan Charia Indah. Aku sangat kaget dan gak sadar aku meneteskan air mata. 

Saat kubuka suratnya...

"Sayang, aku sangat-sangat minta maaf atas semua perbuatan aku, aku tau aku salah, mungkin buatmu aku sangat jahat  sampai kamu gak pernah mau untuk nemuin aku lagi. Aku ingin jelasin semuanya ke kamu tp saat kita ketemu kamu sama sekali gak kasih kesempatan aku untuk bicara, jadi semua berawal dari saat aku liburan sama temen-temen ke bangkok. Saat itu ridwan membawa teman-teman ceweknya aku gak tau kalau dia janjian sama temen-temennya di bangkok. Malam itu party ulangtahun rizal di salah satu bar yang ada di bangkok. Malam itu semua minum, aku sadar ada 1 cewek yang coba deketin aku, tapi gak pernah aku ladenin dia, aku selalu inget kamu yang nunggu aku di bandung. Aku sadar aku minum banyak malam itu sampai aku sadar saat pagi hari aku terbangun ria sudah disebelahku. Aku minta maaf sayang. Aku bener-bener gak sadar apa yang aku lakuin. Aku nyesel ca, aku mau nebus kesalahan aku, aku gak mau kamu bilang aku pengecut, aku ikutin mau kamu aku nikahin ria, aku bakal jaga dan besarin anak itu buat nebus kesalahan aku ke kamu. Tapi asal kamu tau, sampai kapanpun aku akan sayang sama kamu. Love tedi."

Aku lari kekamar dan menangis sekeras-kerasnya, sampai kakaku menghampiriku yang sedang memeluk boneka pemberian tedi.

"Jahat banget kamu ben"
"Ca.. udah ya jangan nangis terus. Cantiknya nanti ilang loh."
"Tapi tedi udah jahat sama aku mbak. Tedi jahat banget udah lakuin ini semua."
"Iya tp kamu jangan berlarut larut nangis gini dong. Lusa kan ulang tahun kamu."
"Gimana tedi gak jahat mbak, kita pacaran gak bentar mbak, 4 tahun dia balas dengan seperti ini,  saat anniversary kita tedi kasih surprise yang sangat indah malamnya aku dapet kabar kalo tedi sama cewek itu, dan yang paling nyakitin dia nikah di hari ulang tahun aku mbak. Tedi jahat banget sama aku"
"Udah ya. Kamu pasti kuat ko dan bisa lewatin itu. Semoga kamu bisa dapetin gantinya yang lebih baik dari tedi, gak bikin kamu nangis lagi"
"Iya mbak, mbak.. aku pengen sendiri dulu"

Keesokan harinya aku terbangun  dengan mata sembab dikedua mataku. Aku mencoba berjalan menuju jendela yang biasanya setiap pagi aku melihat tedi yang berdiri dibawah sana untuk menjemputku untuk bersama pergi ke kampus. Tapi hari ini aku harus memulai semuanya terbiasa sendiri. Sesampainya dikampus aku berjalan melewati lorong parkiran yang menghubungkan kelas menuju perpustakaan. Diparkiran aku melihat mobil tedi terparkir disalah satu parkiran. Mataku mulai  melihat sekeliling parkiran untuk mencari keberadaan tedi. Aku kangen dia, aku ingin meluk dia disaat aku terpuruk seperti ini. 

Tapi aku tersadar semua itu tidak akan pernah terjadi lagi. Saat akan melangkahkan kaki, aku melihat tedi berjalan menuju mobilnya tapi dia gak sendiri, ada wanita lain yang dia rangkul berjalan sambil sesekali mencubit perut tedi dan saling tertawa Apa wanita itu yang namanya ria? Mereka terlihat bahagia sekali. Apa secepat itu tedi melupakan aku, semua  kenangan kita dan mereka segera akan menikah. Aku bergegas berbalik arah dan memanggil taxi. Aku gak sanggup harus liat dia dengan cewek lain menikah dihari ulang tahun aku. Diperjalanan aku hanya bisa menangis dan menangis mengingat kejadian tadi dan undangan pernikahan mereka. 

Handphoneku berbunyi dan saat kubuka ada pesan masuk dan itu dari tedi.

"Besok hari pernikahan aku, kamu datang ya. Aku ingin lihat kamu merestui pernikahan kita."
"Melihatmu menikah sama halnya membunuh hatiku sendiri"

Kenapa aku harus ketemu orang sejahat kamu. Aku diminta untuk lihat pernikahan orang yang selama 4 tahun ini bersamaku. Didalam kamar ku pegang dan kupandangi undangan pernikahan tedi. 

Keesokan paginya ibu membangunkanku dan memintaku untuk bergegas untuk menghadiri pernikahan tedi.

"Aku gak mau datang bu.. yang ada aku nangis nanti disana"
"Gak enak toh sama tedi, berharap kamu datang. Berangkat sana nanti ditemenin mas riki"
"Buuu....."
"Udah siap-siap sekarang"

Dengan terpaksa aku mengikuti kemauan ibu untuk berangkat ke acara pernikahan orang yang saat ini aku sayang sekaligus aku benci. Mas riki membukakan pintu mobil dan berkata "pagi cantik, sudah siap"
Apa maksud kata-kata mas riki tadi. Sudah siap? Mas riki membuyarkan lamunanku

"Turun yuk"
"Udah sampai?"
"Ngelamunin apa sih kamu, tuh" sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang memasuki tempat acara pernikahan tedi.

Aku coba melangkahkan kakiku keluar dari mobil. Mas riki yang sejak tadi menungguku diluar sesekali memberi tanda untuk aku keluar dari mobil. 

Garden party, warna putih dan biru. Ini semua party pernikahan yang aku inginkan dari dulu, yang sempat aku utarakan ke tedi dan sekarang dia pakai buat pernikahannya. 

Aku kuatkan diri untuk melangkahkan kaki satu demi satu, kuperlambat kakiku dan kutundukan kepalaku hingga aku sampai di depan yang mungkin saat ku angkat kepalaku yang akan kulihat seseorang yang sangat aku cintai sedang menikah dengan wanita lain. Kuterdiam sejenak dengan kepalaku yang masih menunduk dan aku merasa mas riki pergi menjauh dari sampingku. Kuberanikan diri untuk perlahan mengangkat kepalaku dan seketika aku menangis melihat apa yang ada dihadapanku. Dia seseorang yang aku sayangi berdiri tegak dengan menggunakan jas berwana hitam dan membawa kue ulangtahun bertuliskan "happy birthday sayangku echa". Kulihat sekelilingku disana berdiri semua keluargaku dan teman-teman kampusku membawa balon yang bertuliskan " i love you " aku cuma bisa menutup mulutku dengan kedua tanganku serasa tak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang. Acara yang seharusnya aku lihat pernikahan tedi, berubah menjadi hari ulang tahunku. Tedi mendekatiku dan membawa bunga lily kesukaanku.

"Selamat ulang tahun sayang"
"..."
"Kamu gak suka lagi ya kejutan dari aku"
"..." aku masih terdiam dan menangis
"Ko kamu masih nangis terus. Masih marah ya?"
"Siapa yang gak marah dibohongin gini. Bilang ngehamilin orang lah, mau nikah lah. Nyebelin ya kamu"
"Maafin aku ya, aku cuma pengen ulang tahun kamu berkesan, aku juga minta maaf udh boongin kamu, kalo gak gitu kan gak akan sampe nangis gini kamunya, berarti surprise aku berhasil dong. Hahaha" tertawa senang diikuti teman-teman yang ikut tertawa karna sindiran tedi
"Tiup lilin dulu yuk, sambil make a wish nanti nangisnya dilanjut lagi"
" tediii... "sambil mencubit perut tedi

Sebelum meniup lilin tedi memintaku untuk meminta permintaan terlebih dahulu

"Aku berharap lelaki yang ada disampingku akan selalu terus berada dekat denganku dalam keadaan susah ataupun senang, aku sangat bahagia memilikinya" doaku dalam hati
Kutiup semua lilin yang ada di atas kue diiringi tepukan dan ucapan selamat dari teman- teman dan keluarga yang ada disana, kulihat ibu sedang tersenyum mendekatiku
" selamat ulang tahun anak ibu yang udah semakin besar, jadi anak sholehah ya, nurut sama orang tua"
"Iya ibu.. tapii ngomong-ngomong ibu pasti ikut dalam rencana ini?" Sambil menggoda ibu yang sedang memeluku
"Mmmm kasih tau gak yaa"
"Aaah ibu jahat nih, ikut-ikut rencana tedi"

Dari arah belakangku tedi berjalan dengan seorang cewek yang mungkin cewek itu yang aku lihat saat tedi berada diparkiran. Aku melepas pelukan ibu dan berbalik berhadapan denga tedi.

"Han, kenalin ini ria"
"Oooh ini ria, yang bilang katanya hamil sama kamu"
"Hai echa, maaf ya udah bohongin kamu"
"Iya sayang, ria ini sepupu aku yang tinggal di newyork, habis aku bingung mau kasih kado apa buat ulang taun kamu, waktu ria dateng kerumah, aku cerita dan dia yang bikin ide ini" sambil merangkulku
"Tenang aja, tedi sayang banget sama kamu, dia gak akan bikin kamu kecewa seperti sekenario yang kita buat" semua tertawa

Tedi mengajakku ke salah satu kursi yang ada di halaman tersebut

"Duduk sini"
"Jangan nangis lagi ya, aku sebenernya gak tega ngelakuin ide bodohnya ria, aku takut kamu benci beneran sama aku. Aku gak mau lihat kamu tiap hari nangis sampe gak masuk kuliah. Maafin aku ya, aku lakuin ini cuma ingin kamu seneng, kamu gak kecewa pacaran sama aku"
" aku malah mau bilang terima kasih sama kamu, karna kamu aku jadi wanita terbahagia, mungkin aku orang yang paling beruntung dapetin kamu, kamu yang sabar dengan manja nya aku,kamu yang gak pernah ngeluh dengan kemauan aku, kamu yang selalu berusaha bikin aku tersenyum, dengan bunga lily dengan surprise seperti ini. Gak pernah ada kata kecewa dalam diri aku karna udh memiliki kamu"
"Janji untuk selamanya akan menjadi kita"
"Aku janji"
Sambil mencium keningku dan memeluku..

End
-------------



16 Sept 2015
by Syifa Fitriasari
At apartement






CINTA TAK BISA DISALAHKAN



Kring.. kring.. kring..
Talita : yaa fan?
Fanya : taa gw salah suka sama seseorang
Talita : salah gmn? Siapa?
Fanya : beno ta.
Talita : what?? Ko bisa?

Begitulah sekilas curhatan gw sama sahabat gw,  gw fanya cewek 22 tahun cewek berambut hitam panjang yang gak pernah bisa jalanin hubungan dengan satu cowok. Sahabat gw talita, gw kenal dia dari gw kecil dia tau semua tentang gw, mantan gw dan semua pacar gw dan dia yang selalu gw tumbalin buat bohong sama pacar-pacar gw. Haha yaaps, Kali ini gw terjebak sama cinta yang salah dia adalah beno temen 1 tim basket di kampus  yang cukup lama gw kenal. Gak ada yang salah kalau gw suka sama dia karna cinta datang gak liat waktu atau siapa dia. Yaa ini lah awal mula gw suka sama beno. 

Saat itu tim basket kampus kami berlibur ke bali. Enggak ada yang spesial dengan kami berjalan seperti biasanya. Obrolan kami sama seperti biasanya tanpa ada perasaan apapun. Suatu ketika kita duduk berhadapan dan saling tatap, entah apa yang terjadi ada rasa yang enggak seperti biasanya. Gw berusaha untuk tetap seperti biasa, 3 hari berlalu kami kembali ke jakarta. Sampai di bandara beno memintaku pulang bersamanya. Entah ini perasaan apa yang sangat menggangguku, selama diperjalanan kami hanya diam seribu bahasa seperti orang yang baru saja saling kenal. Untuk mengalihkan kecanggungan gw alihkan pandangan ke jendela. Mungkin beno merasa ada yang aneh dan dia mencoba menegurku.

Beno : fan, lo knp?
Fanya : hmm.. eh.. iya.. enggak apa-apa ko.
Beno : bener enggak apa-apa
Fanya : iya cuma liatin lampu- lampu jalan aja ko (berasa bodoh sekali jawaban gw, liatin lampu? Heloo fan gak ada alasan lain apa)
Setelah percakapan itu kami saling diam lagi sampai tiba di depan rumah gw.
Beno : gw langsung ya, udah malem bsk ada kuliah pagi
Fanya : ok ben, Makasih ya..

Gw cuma bisa senyum- senyum mengingat kejadian bersama beno di bali. Semula biasa saja sebelum percakapan gw dan talita berlanjut

Talita :gw gak salah denger lo suka sama beno?? Fan lo sadar gak sih beno itu 4 bulan lagi mau nikah, jangan macem-macem deh.
Fanya : iya gw tau, makanya gw bilang gw salah suka sama orang kan.

Aaaah, kenapa harus beno sih yang mau nikah 4 bulan lagi, kenapa gak orang lain aja. Kesokan harinya dikampus gw gak lihat beno di unit basket, mungkin dia sedang pergi dengan genknya atau mungkin masih ada kelas. Akhirnya gw putuskan untuk pulang ke rumah lebih cepat karena hari ini pun tidak ada jadwal latihan basket.

2 Minggu lagi tim basket putra yang di pimpin oleh beno ada pertandingan antar universitas di kampus EXO dan hari ini beno terlihat bersemangat sekali berlatih di lapangan basket kampus kami. Terlihat disamping lapangan ada nugi dan mika sedang istirahat, aku dekatin mereka yang sedang istirahat karena kelelahan.

Nugi : kemana aja lo fan, dari kemaren enggak keliatan.
Fanya : gw ke unit enggak ada siapa-siapa ya udah gw balik.
Mika : malem jalan yuk
Dari arah belakang beno datang
Beno : eh fan, gw cariin kemaren kemana? Yuk kita jalan malam ini.
Fanya : eh iya ben kemaren gw langsung pulang. Boleh deh nanti malem kita jalan

Malam hari..
Jam 17.00 gw dan mika sudah ada di rumah nugi sambil menunggu beno datang. kita membicarakan pertandingan basket yang tidak akan lama lagi dilaksanakan. Tiba-tiba handphone nugi berbunyi dengan nada khasnya lagu ed sharen (lagu kesukaan nugi yang tiap kita jalan selalu dia nyanyikan)

Nugi : dimana lo ben
Beno : jemput gw ya di tempat biasa, mobil gw dipake cewe gw nih.
Nugi : oke, kita jalan sekarang.

Setelah tutup telfon dari beno, nugi mengambil tas dan mengajak kita pergi.

Nugi : yuk kita cabut sekarang, beno nunggu di depan jalan komplek dia.
Setelah beberapa menit perjalanan dari rumah nugi kita hampir sampai di rumah beno. Rumah nugi dan beno enggak terlalu jauh sekitar 10 menit juga sampai. Sebelum masuk komplek beno nugi menunjuk suatu gedung. 

Nugi : nih gedung pernikahan beno nanti.. (menunjuk bangunan disebelah kiri gw, karna saat itu gw duduk di kursi sebelah kursi supir yang saat ini nugi yang menyetir mobil gw)
Gw cuma bisa diam saat melewati gedung itu, What gedung pernikahan beno dengan pacarnya, aaah.. gw cuma cemberut (mudah-mudahan sih gak ada yang sadar gw badmood gara-gara nugi kasih tunjuk gedung pernikahan beno) sampai diujung jalan terlihat beno sedang menunggu kita.
Beno : helo bro.. sorry-sorry mobil gw di bawa cewek gw.
Mika : santai aja broo, eh mau kemana kita?
Beno : biasa lah makan sate di tempat biasa

Sate 3 point. Nama tempat sate yang terdengar aneh, mungkin karna yang jual sate dulunya pemain basket kali ya dan disana, semua sate terdapat 3 potong dalam satu tusukan. Tempat ini tempat favorit kami kalau sedang jalan berempat. Setelah selesai makan kami berencana langsung pulang karena hari sudah mulai malam, diperjalanan mengantar beno, beno menawarkan mampir dulu, akhirnya kita belok ke arah rumah yang di tunjuk oleh beno. Sesampai disana mobil beno sudah terparkir di garasi rumah itu. Gw sedikit bingung karna gw tau ini bukan rumah beno. 

Untuk kedua kalinya malam ini gw dibikin diam seribu bahasa karena rumah yang kita datangi ternyata rumah nia yang tak lain adalah pacarnya beno. Ingin rasanya gw diem aja di dalam mobil dan gak mau keluar mobil. Tapi gw gak mau ada yang tau tentang perasaan gw ke beno. Gw paksain buat turun dan masuk kerumah nia. Dari dalam rumah,  nia menyambut kami yang baru melewati pagar rumahnya.

Nia : hey kalian, sini masuk..
Mika, gw dan nugi hanya mengangguk dan masuk dan duduk di ruang tamu setelah dipersilahkan duduk oleh nia dan beno.

Tak lama kami ngobrol dirumah nia, jam sudah menunjukan pukul 21.30. Dan kami pun berpamitan dengan nia dan beno. Selama diperjalanan pulang menuju rumah nugi, nugi bercerita semua persiapan pernikahan beno, nugi adalah salah satu sahabat beno yang paling dekat selain rumah mereka yang berdekatan nugi adalah orang yang membantu semua persiapan pernikahan beno makanya nugi tau detail perkembangan pernikahan beno dan nia. Sedih rasanya mendengar nugi bercerita banyak mengenai beno tapi gw senang dengan nugi bercerita gw tau semua tentang beno, keseharian beno, sifat dan kesukaan beno  yang gak pernah gw tau.

Pertandingan basket tim putra kampus kami akan bertanding 2 hari lagi. Seperti biasa selesai jam perkuliahan gw pergi menuju unit basket. Di depan unit gw lihat beno sedang menelfon seseorang, belum sampai langkahku di tempat tujuan gw lihat beno berpamitan dengan yang lainnya. Sampai di unit gw dekati nugi yang sejak tadi duduk di depan pintu.

Fanya : nug, beno kemana? Gak latihan dia? Kan bentar lagi pertandingan
Nugi : ooh beno jemput ceweknya, nanti kesini lagi ko

Lagi-lagi beno ninggalin latihan buat jemput ceweknya. Nia pacar beno emang gak sekampus sama kita. Tapi masa ceweknya gak ngertiin banget sih kalo beno mau ada pertandingan lusa ini.
Hari pertandingan pun tiba, tim beno sudah berangkat dari pagi hari karena harus ada breafing sblm bertanding. Meskipun tempat bertanding di luar kota tapi tidak begitu jauh dari rumah gw, gw putusin berangkat sendiri pada siang harinya. Sesampainya disana yang gw cari pertama, tidak lain dan tidak bukan siapa lagi kalo bukan beno, tapi setelah gw cari-cari beno tetap gak gw temuin. Akhirnya disaat akan kembali ke hotel yang kita booking selama pertandingan gw lihat beno dengan muka badmoodnya sedang berjalan menuju mobilnya. 

Di hotel gw coba telfon dia untuk ikut bergabung dengan kami yang sedang berkumpul di salah satu kamar yang kita akan tempati. Gak lama beno datang dengan muka cemberut kemudian dia meninggalkan kami lagi yang sedang asik tertawa karna cerita mika. Gw coba tanya kenapa beno terlihat badmood dari tadi. Ternyata beno sedikit kesal dengan pelatih kami yang belum juga tiba sampai saat ini dan pengganti pelatih sementara tidak bisa memberi masukan apa-apa saat pertandingan pertama di mulai. 

Malam harinya gw, beno, nugi dan mika bercanda-canda  di kamar. Saat gw mau pamit pulang, beno melarang gw untuk pulang dan meminta gw tetap bermalam di hotel bersama teman-teman yang lain. Akhirnya gw putuskan buat gak pulang karna hari sudah larut malam juga. Kami melanjutkan candaan dan sedikit ada yang curcol mengenai cewek yang sedang di incar nugi. Kesempatan buatku untuk memancing bagaimana beno selama ini ke gw.

Fanya : eeh.. eh.. guys gw mau tanya, kalau misalkan kita mau nikah nih tiba-tiba ada orang yang dulunya pernah kita sayang dateng lagi dan minta untuk balikan. Apa yang akan kalian lakukan
Mika : lu mau nikah sama yang sekarang udah ada pembicaraan keluarga belum? Kalau belum ya bebas dah lu mau balik lagi jg
Nugi : lagian yaa kenapa dateng pas mau nikah..
Setelah perdebata  terjadi akhirnya beno angkat bicara
Beno : kalo gw sih fan, tetep jalanin buat nikah sama yang sekarang. Karena belum tentu dia bisa lebih baik dari yang sekarang.

Gw cuma dibikin diem lagi sama jawaban dari beno. Okeey gw tau dia gak pernah anggap gw ada. Fix gw bakal lupain beno. Tapii gw udh baper duluan sama dia. aaah beno...

Keesokan harinya pertandingan pun di mulai. Pertandingan pertama dimenangkan oleh kampus kami. Disaat sedang berlangsung pertandingan kampus lain, gw liat beno sedang duduk sambil mendrible bola.

Fanya : hey sendirian aja. Masih bt?
Beno : enggak
Fanya : udah kan masih bisa dipertandingan selanjutnya. Maximalin aja nanti
Beno : males gw.

Setelah itu kami duduk dan saling diam. Pertandingan kampus kami pun akan segera di mulai kembali, beno yang awalnya tidak mau mengikuti pertandingan ini pun akhirnya mau mengikuti setelah bujukan dan rayuan anak-anak lainnya. Selama pertandingan point kampus kami semakin bertambah sampai pertandingan kami selesai. Selesai pertandingan dan menunggu pengumuman pemenang gw duduk tribun yang tak jauh dari tempat anak-anak lainnya berkumpul. Serentak mengaggetkanku saat beno tiba-tiba duduk disebelah gw. Sedikit canggung akhirnya gw iseng buka handphone dan melihat-lihat video lucu. Disana beno terlihat lebih ceria dan dengan video-video lucu yang kami lihat akhirnya kita tertawa bersama. Indahnya kalau bisa sesering ini berdua dengan beno. 

Pengumuman pun segera dibacakan. Dengan sorak horai tim kami mendapat juara 1 dalam pertandingan antar kampus saat ini. Gw maju paling depan untuk mengabadikan kebahagiaan yang terpancar dari muka beno saat mengangkat piala kebanggaan kami. Beno senang sekali terlihat dari wajahnya yang saat itu tidak berhenti tersenyum. Dalam hati gw berkata "gw senang lihat lo tersenyum gini".
Setelah beres-beres kami pulang kerumah masing-masing. Keesokan harinya tanpa basa basi gw kirim foto-foto beno saat sedang mengangkat piala. Tak lama kemudian hp gw berbunyi dan chat itu dari beno.

Beno : makasih ya fan.
Fanya : sama-sama bang beno
Beno : hahahaha
Fanya : kenapa?
Beno : gpp.. hahaha
Fanya : gpp deh ketawa gini dari pada manyun kayak waktu itu. Hahaha "Sedikit aku singgung kejadian badmoodnya beno saat pertandingan itu"
Beno : udah ah jangan dibahas yang kemarin.
Fanya : oke apa sih yang enggak buat bang beno.. haha
Beno : haha lo ini yaa bisa aja. 

Malam itu malam yang sangat bahagia buat gw. Tapi kembali badmood saat inget kalau dia mau nikah sebentar lagi. 

Seminggu.. duaminggu.. sebulan berlalu tugas kampus yang begitu banyak sampai gak sempat buat bertemu beno sekedar untuk lihat senyumnya dia. Tapi mungkin ini kesempatan buat gw untuk belajar melupakan beno yang bentar lagi mau.. "aah sudahlah mendengar kata pernikahan itu bikin mood gw berantakan" sampai saat ini pun beno gak pernah sama sekali coba hubungin gw.
 Malam ini malam minggu tapi gw masih tetap dengan tugas didepan meja belajar. Gak lama kemudian hp gw berdering dan gw sedikit kaget lihat layar dan yang menelfon itu beno. "Tumben sekali ada apa dia nelfon gw"

Fanya : ya ben
Beno : dimana? Keluar sekarang gw didepan rumah lo.
Tuuut..tuuttt.. tutt..

Apa-apan sih ini beno gak ada kabar apa-apa selama sebulan  ini tiba-tiba muncul didepan rumah. Akhirnya gw putuskan untuk menutup semua buku dan keluar untuk menemui beno. Belum sempat aku sapa dia sudah menarik tanganku untuk masuk kedalam mobilnya

Fanya : lo apa-apaan sih dateng -dateng langsung nyulik gw gini. Permisi dulu kek, salam dulu kek.

Beno cuma diam dan fokus mengendarai mobilnya. Sampai di sebuah rumah makan yang bisa dibilang tempat makan yang sangat romantis buat pasangan yang sedang jatuh cinta, tempat makan yang berada di dataran tinggi, terlihat pemandangan lampu-lampu dari rumah dan bintang yang terlihat jelas di langit yang cerah dan lilin yang di hias untuk menerangi meja makan kami. Tapi buat apa beno ajak gw kesini. Apa dia mau nunjukin kemesraan dia sama calon istrinya kah atau dia mau kasih gw undangan pernikahan. Tapi kenapa harus ditempat romantis ini sih. Beberapa saat kita hanya saling diam. Gw cuma kebingungan lihat raut wajah dia sampai akhirnya dia membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Beno : gw..
Fanya : "menatap wajah beno yang semakin terlihat kebingungan"
Beno : gw sayang lo
Untuk kesekian kalinya gw dibikin diam oleh ucapan dan tingkahnya. Gak tau harus berbuat dan bicara apa saat dia bilang kalau dia sayang gw. 
Beno : gw sayang lo fan
Fanya : lo kan mau nikah (pertanyaan datar yang terlihat bodoh terucap olehku)
Beno : gw udah putusin nia, gw tau gw salah  saat itu gw bilang kalau gw bakal tetap pilih cewek sekarang yang akan gw nikahin. Tapi gw sadar gw salah bilang gitu ke cewek yang gw sayang. Gw nyesel banget fan. Jujur gw sayang lo udah lama, tp gw gak berani buat ungkapinnya karna gw takut lo gak punya perasaan yang sama ke gw, gw terlalu egois banget saat itu, gw takut lo gak nerima gw dan gw kehilangan semuanya. Sekarang gw bener-bener sadar dengan segala resiko yg bakal gw terima nantinya gw putusin nia dan gw ingin sama lo fan. Gw pengen  Lo jadi pendamping hidup gw,  Nemenin gw disemua keadaan gw, jadi bagian hidup gw fan.
Fanya : secepat ini kah? Terus nia gmn? Pernikahan kalian?
Beno : keluarga gw sebenernya gak pernah setuju dengan hubungan gw sama nia. Mungkin lo juga udah pernah denger kalau gw sama nia beda agama. Gw terlalu memaksakan keinginan gw untuk menikahi nia tanpa restu orang tua gw. Tapi setelah gw fikirin tentang ucapan lo dulu " tanpa restu orang tua kita gak akan bahagia" buat apa gw jalanin kalau orang tua gw gak merestui hubungan gw.
Fanya : lo ilang beberapa minggu ini dan sekarang dihadapan gw, lo bilang sayang sama gw?
Beno : gw bukan menghilang, gw bukan gak mau kabarin lo. Gw coba beberapa minggu ini untuk menyelesaikan hubungan gw sama nia, gw gak mau ada yang tersakiti, meskipun gw tau nia udah berkorban banyak buat semuanya. Tapi gw gak mau nia lebih sakit lagi kalau dia tau cinta gw bukan untuk dia lagi.
Fanya : apa lo udah yakin dengan semua ini?
Beno : kalau gw gak yakin gak akan gw ajak orang tua gw dan orang tua lo disini
Untuk kesekian kalinya lagi beno membuat gw terdiam dan kaget saat keluarga dia dan keluarga  gw berjalan menghampiri meja kami. Gw cuma bisa diam saat orang tua beno mencium kening gw dan berkata " insya allah kalian akan bahagia, ibu percaya kamu akan memberi kebahagiaan buat beno dan keluarga kecil kalian nantinya"
Beno mendekatiku mengeluarkan cinci serta bunga lily kesukaanku  dan berkata
Will you marry me?
Dan dengan senyum bahagia gw jawab
Yes, i will......

End.
------------------------------------

(Fanya & Beno)
01 sept 2015
By syifa fitriasari